Terakhir, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Rumah Zakat dalam rangka mempelajari apa saja kewajiban saya. Semenjak menikah, saya memiliki prinsip bahwa saya akan menjadi gate keeper yang menjaga kehalalan sumber dan penyaluran keuangan kami. Saya tidak ingin jika anak-anak nanti makan dari sumber yang haram atau tidak jelas.
Masih bertahap, namun saya berusaha untuk konsisten mencari ilmu tentang hal ini. Apalagi mas Pandu bekerja di Pemerintahan, saya jadi sering bertanya,”ini uang mas, apa uang Negara?”
Susah-susah sedap, tapi insyaa Allah tidak salah.
Nah, dari kunjungan itu saya belajar bedanya Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Zakat adalah sesuatu yang sifatnya strict, jumlah pembayarannya sudah ditentukan, penyalurannya ditentukan, sumber didapatkannya pun jelas. Tidak bisa disebut zakat jika pemberinya belum memiliki kekayaan sesuai dengan jumlah yang ditentukan.
Sedangan Infaq itu lebih fleksibel, namun masih berupa uang.
Shodaqoh ini yang lebih luas. Paling gampangnya, “senyummu adalah shodaqoh”, sesuatu yang se abstract senyum saja bisa disebut shodaqoh.
Seru ya mempelajari tentang ini, kira-kira kalau saya bahas lebih lanjut mengenai zakat pada tertarik ga? Tulis di kolom komentar ya